Laporan Hukum Ohm Fisika Dasar 2

laporan hukum ohm

Calonpendidik.com – Hukum ohm merupakan salah satu hukum dalam fisika yang berbicara mengenai hubungan antara tegangan listrik dan arus listrik. Laporan hukum ohm fisika dasar 2 ini dilaksankan agar kita lebih paham mengenai bagaimana pengaruhi sifat fisis kawat terhadap kuat arus dan beda potensial.

Laporan hukum ohm terdiri atas 6 bab yang disertai dengan hasil pengamatan dan analisis data. Untuk bagian analisis data teman-teman bisa dapatkan melalui link yang sudah disediakan.

Bab 1 Pendahuluan Laporan Hukum Ohm

Latar Belakang

Energi listrik dari pusat pembangkit listrik ditransmisikan melalui saluran bertegangan tinggi. Tegangan tinggi tersebut nantinya akan diturunkan menggunakan transformator untuk didistribusikan ke rumah-rumah penduduk. Salah satu bahya dari petir yang menyambar tanah adalah aliran muatan yang disebut arus tanah yang diantarkan petir tersebut melalui tanak. Jika kita berdiri cuku dekat dengan petir tersebut, aliran muatan tersebut dapat bersifat melumpuhkan atau bahkan mematikan. Namun demikian, terdapat prosedur sederhana untuk mengurangi resiko akibat arus tanah. Sayangnya hewan ternak bahkan mendapatkan bahaya yang lebih dibanding manusia tetapi tidak dapat melakukan prosedur pengurang resiko itu.

Fisika arus listrik berarti muatan yang bergerak. Contoh-contoh tentang arus listrik sangat banyak dan melibatkan banyak profesi. Ahli meteorologi mengamati petir dan arus muatan yang lambat, yang melalui atmosfer. Ahli bioligi, ahli fisioligi, ahli teknik (insyinyur), bekerja dalam teknologi medis yang berkaitan dengan arus pada saraf yang mengontrol otot dan khususnya mempelajari bagaimana arus ini dapat dibangkitkan kembali setelah terjadinya cedera tulang belakang. Insyinyur listrik memberikan perhatian pada sistem listrik yang tak bisa dihitung, seperti sistemdaya, sistem penangkal petir, sistem penyimpanan informasi, dan sistem musik. Ahli luar angkasa mengawasi dan mengkaji aliran partikel bermuatan dari matahari karena aliran tersebut dapat menghilangkan sistem telekomunikasi dalam orbit dan bahkan sistem transmisi daya di tanah.

Dalam kehidupan moderen, lostrik merupakan salah satu kebutuhan penting manusia. Banyak peralatan, dari yang paling sederhana seperti lampu penerangan, radio, dan kipas angin sampai yang paling mutakhir seperti komputer, mesin cuci, dan penanak nasi, semua memerlukan energi listrik. Di daerah yang belum terjangkau instalansi listrik, panduduk juga telah memanfaatkan listrik. Misalnya, pada waktu berjalan malam hari menggunakan lampu senter bersepeda pada waktu berjalan malam hari menggunakan penerangan lampu dari dinamo sepeda, mendengarkan siaran radio, dan sebagainya.

Ketika menyalakan lampu, sebenarnya kita menghubungkan kawat filamen di dalam bola lampu itu ke suatu beda potensial sehingga menyebabkan muatan listrik mengalir pada kawat. Aloran muatan listrik ini dikenal sebagai arus listrik. Untuk mengetahui perilaku arus dalam rangkaian listrik, maka hal ini berhubungan dengan hambatan lisrik. Dalam hal ini kita dapat mengetahui mengapa kawat tembaga yang pendek, luas penampangnya besar, dan bersuhu rendah akan menjadi konduktor yang lebih baik jika dibandingkan dengan kawat baja yang berukuran sama tetapi bersuhu tinggi. Dengan melakukan praktikum ini dan melalui laporan hukum ohm kita akan lebih paham tentang bagaimana pengaruh sifat fisis kawat terhadap kuat arus listrik dan beda potensial.

Rumusan Masalah

  1. Bagaiman cara menentukan pengukuran kuat arus listrik I dan beda potensial V dengan menggunakan basicmeter secara terampil?
  2. Bagaimana pengaruh luas penampang, panjang kawat, dan hambatan jenis kawat terhadap kuat arus listrik dan beda potensial?
  3. Berapa besar hambatan jenis dan hambatan berbagai jenis kawat penghantar?
  4. Bagaimana memformulasikan persamaan hambatan kawat penghantar?

Tujuan Praktikum

  1. Mahasiswa terampil melakukan pengukuran kuat arus listrik I dan beda potensial V dengan menggunakan basicmeter.
  2. Mahasiswa dapat memahami pengaruh luas penampang, panjang kawat dan hambatan jenis kawat terhadap kuat arus listrik dan beda potensial.
  3. Mahasiswa dapat menentukan besar hambatan jenis dan hambatan berbagai jenis kawat penghantar.
  4. Mahasiswa dapat memformulasikan persamaan hambatan kawat penghantar.

Bab 2 Tinjauan Pustaka Laporan Hukum Ohm

Materi dapat digolongkan menjadi tiga wujud, yaitu padat, cair, dan gas. Materi di sekitar kita ada yang berupa zat tunggal dan ada pula yang berupa campuran. Unsur dan senyawa termasuk dalam golongan zat tunggal. Unsur diklasifikasikan menjadi unsur logam, non-logam dan metaloid berdasarkan sifatnya. Unsur-unsur metaloid menunjukkan kemiripan sifat pada unsur logam dan non-logam sekaligus. Pemanfaatan unsur logam meningkat dengan berkembang pesatnya industri misalnya sebagai bahan untuk pembuatan kawat penghantar (kabel) (Ariyanto, 2016).

Kemudahan arus listrik yang mengalir pada sebuah penghantar bergantung pada jenis penghantar. Kemampuan penghantar untuk mengalirkan arus listrik disebut dengan konduktivas, lawan dari resistivitas atau lebih dikenal dengan istilah hambatan (R). Semakin besar resistrivitas sebuah penghantar, akan semakin sulit arus listrik melewatinya. Hubungan antara beda potensial, arus listrik, dan hambatan dapat ditulis (Saefullah, 2018),

Arus listrik diukur dalam satuan coulomb/sekon atau ampere. Jika disusun rangkaian sederhana yaitu bola lampu dihubungkan dengan beberapa baterai tersusun seri, maka baterai secara terus-menerus memompa muatan sepanjang rangkaian  untuk menyalakan lampu. Gerakan muatan-muatan tersebut berupa elekron-elektron yang menujukkan arus sebenarnya (arus riil). Sedangkan arah arus listrik berawal dari terminal positif  yang menuju pada terminal negatif. Jadi, arus listrik merupakan aliran muatan positif dan disebut arus konvensional-arahnya berlawanan dengan arus rill (Hayt, 2005).

Besar hambatan listrik tergantung pada jenis bahan, ukuran panjang, dan luas tempat arus mengalir. Satuan hambatan yaitu ohm (Ω). Beberapa alat listrikseperti alat pemanas, bola lampu, amplifier, dan setrika memberikan hambatan  terhadap aliran arus (Hayt, 2005).

Hukum ohm ditemukan oleh  “Georg Ohm”, pertama kali muncul pada buku yang terkenal  The galvanische Kette, mathematisch beirbeitet (The Galvanic Circuit Investigated Matematically) pada tahun 1827. Hukum Ohm mengatakan: Arus dalam rangkaian berbanding lurus dengan tegangan yang diberikan dan berbanding terbalik dengan jumlah tahanan. Ini berarti jika tegangan naik, aliran arus akan naik dan sebaliknya. Juga saat tahanan naik, arus turun dan sebaliknya.Hukum ohm dapat dimanfaatkan dengan baik dalam pemecahan masalah listrik (Setiyo, 2017).

Untuk menghasilkan arus listrik pada rangkaian, dibutuhkan beda potensial. Satu cara untuk menghasilkan beda potensial ialah dengan baterai. Georg Simon Ohm (1787-1854) menentukan dengan eksperimen bahwa arus pada kawat logam sebanding dengan beda potensial V yang diberikan ke ujung-ujungnya :

Baca Juga  Laporan Gerak Menggelinding Fisika Dasar

Sebagai contoh, jika kita menghubungkan suatu kawat ke baterai 6 V, aliran arus akan terjadi dua kali lipat dibandingkan dengan jika dihubungkan ke baterai 3 V (Giancoli, 2001).

Resistor adalah konduktor dengan resistansi yang ditentukan. Resistor memiliki resistansi yang sama tanpa mempertimbangkan magnitude dan arah (polaritas) beda potensial yang diterapkan. Namun, peranti konduksi lain mungkin memiliki resistansi dimana hal tersebut yang berubah sesuai beda potensial yang diterapkan (Halliday, 2005).

Resistansi suatu kawat penghantar sebanding dengan panjang kawat dan berbanding terbalik dengan luas penampang lintang sesuai dalam persamaan :

Dimana ? disebut resistivitas (hambatan jenis) bahan penghantar. Kebalikan dari resistivitas disebut konduktivitas s (Ariyanto, 2016).

Bab 3 Metode Percobaan Laporan Hukum Ohm

Alat dan Bahan

  1. Perangkat pengukuran resistansi kawat                (1 buah)
  2. Power Supply DC Variabel                                        (1 buah)
  3. Multimeter                                                                   (1 buah)
  4. Basicmeter                                                                   (2 buah)
  5. Kabel Penghubung                                                     (secukupnya) 

Identifikasi Variabel

Kegiatan 1. Pengaruh luas penampang kawat logam terhadap beda potensial dan kuat arus listrik. )

  1. Variabel control            : Hambatan jenis kawat (Ωm) dan panjang kawat(meter)
  2. Variabel manipulasi      :  Luas penampang (mm2)dan beda potensial (V)
  3. Variabel respon             :  Kuat arus listrik (A)

Kegiatan 2. Pengaruh panjang kawat logam terhadap beda potensial dan kuat arus listrik.

  1. Variabel kontrol             : Hambatan jenis  kawat (Ωm) dan  panjang  kawat (meter) 
  2. Variabel manipulasi      : panjang kawat (meter) dan beda potensial (V)
  3. Variabel respon              : kuat arus listrik (A)

Kegiatan 3.Pengaruh jenis kawat (hambatan jenis)  logam terhadap beda potensial dan kuat arus listrik.

  1. Variabel kontrol             : panjang kawat (meter) dan luas penampang (mm2)
  2. Variabel manipulasi      : Hambatan jenis kawat(Ωm)dan beda potensial (V)
  3. Variabel respon              : kuat arus listrik (A)

Definisi Operasional Variabel

Kegiatan 1

  • Pada percobaan ini yang menjadi variabel kontrol adalah hambatan jenis kawat dan panjang kawat. Panjang kawat yang digunakan pada percobaan adalah 1 m. satuan SI panjang kawat adalah meter (m).
  • Pada percobaan yang menjadi variable manipulasi adalah luas penampang dan beda potensial. Luas penampang adalah luas pada kawat yang dialiri arus listrik dengan satuan mm2. Pada percobaan ini, beberapa luas penampang yang digunakan yaitu 0,8  mm2, 0,4 mm2 , 0,2 mm2 dan 0,1 mm2. Beda potensial adalah perbedaan tegangan atau potensial diantara dua titik dan dinyatakan dalam satuan volt. Pada percobaan ini, basicmeter pada bagian  voltmeter digunakan untuk mengukur besar beda potensial. Adapun besar beda potensial yang digunakan antara lain, 0,04 v, 0,08 v, 0,12 v, 0,16 v, 0,20 v, 0,24 v, 0,28 v, 0,32 v, 0,36 v dan 0,40 v.
  • Variabel respon adalah variable yang mendefinisikan tentang semua perlakuan terhadap percobaan.Adapun Variabel respon pada percobaan ini adalah kuat arus listrik.Kuat arus listrik adalah jumlah muatan listrik yang mengalir pada rangkaian.Pada percobaan besar kuat arus listrik diukur dengan menggunakan basicmeter pada amperemeter.Kuat arus listrik dinyatakan dalam satuan amperemeter (A).

Kegiatan 2

  • Pada percobaan ini yang menjadi variabel kontrol adalah hambatan jenis kawat dan luas penampang kawat. Hambatan jenis kawat adalah besarnya perlawanan penghantar terhadap arus listrik yang mengalir, hambatan jenis kawat ini bergantung pada jenis kawat itu sendiri, dan jenis kawat yang digunakan pada percobaan ini adalah konstanta, dimana satuan dari hambatan jenis kawat adalah ohmmeter (Ωm). Luas penampang adalah luas pada kawat yang dialiri arus listrik dengan satuan mm2.
  • Pada percobaan yang menjadi variable manipulasi adalah panjang kawat dan beda potensial. Panjang kawat adalah jarak antara ujung dan pangkal kawat yang digunakan (kawat penghantar). Panjang kawat yang digunakan pada percobaan adalah 2 m dan 1 m. satuan SI panjang kawat adalah meter (m).Beda potensial adalah perbedaan tegangan atau potensial diantara dua titik dan dinyatakan dalam satuan volt. Pada percobaan ini, basicmeter pada bagian  voltmeter digunakan untuk mengukur besar beda potensial. Adapun besar beda potensial yang digunakan antara lain, 0,04 v, 0,08 v, 0,12 v, 0,16 v, 0,20 v, 0,24 v, 0,28 v, 0,32 v, 0,36 v dan 0,40.
  • Adapun Variabel respon pada percobaan ini adalah kuat arus listrik. Kuat arus listrik adalah jumlah muatan listrik yang mengalir pada rangkaian.Pada percobaan besar kuat arus listrik diukur dengan menggunakan basicmeter pada amperemeter.Kuat arus listrik dinyatakan dalam satuan amperemeter (A).

Kegiatan 3

  • Pada percobaan ini yang menjadi variabel kontrol adalah panjang kawat dan luas penampang kawat.Panjang kawat adalah jarak antara ujung dan pangkal kawat yng digunakan (kawat penghantar). Panjang kawat yang digunakan pada percobaan adalah 1 m. satuan SI panjang kawat adalah meter (m).Luas penampang adalah luas pada kawat yang dialiri arus listrik dengan satuan mm2. Pada percobaan ini, luas penampang yang digunakan adalah 0,2 mm2.
  • Pada percobaan yang menjadi variable manipulasi adalah panjang kawat dan beda potensial. Hambatan jenis kawat adalah besarnya perlawanan penghantar terhadap arus listrik yang mengalir, hambatan jenis kawat ini bergantung pada jenis kawat itu sendiri, dan jenis kawat yang digunakan berbeda yaitu konstanta dan messing dimana satuan dari hambatan jenis kawat adalah ohmmeter (Ωm). Pada percobaan ini, basicmeter pada bagian  voltmeter digunakan untuk mengukur besar beda potensial. Adapun besar beda potensial yang digunakan antara lain, 0,04 v, 0,08 v, 0,12 v, 0,16 v, 0,20 v, 0,24 v, 0,28 v, 0,32 v, 0,36 v dan 0,40 v.
  • Adapun Variabel respon pada percobaan ini adalah kuat arus listrik.Kuat arus listrik adalah jumlah muatan listrik yang mengalir pada rangkaian.Pada percobaan besar kuat arus listrik diukur dengan menggunakan basicmeter pada amperemeter.Kuat arus listrik dinyatakan dalam satuan amperemeter (A).

Prosedur Kerja

Kegiatan 1

Perangkat percobaan disediakan, setiap perangkat dirangkaikan dan pengukuran tegangan dan kuat arus listrik dilakukan untuk beberapa luas penampang yang berbeda dengan panjang dan jenis kawat yang sama, kemudian hasilnya dicatat dalam tabel hasil pengamatan.

Kegiatan 2

Kegiatan 1 dilanjutkan dengan melakukan pengukuran tegangan dan kuat arus listrik untuk panjang yang berbeda dengan jenis dan luas penampang kawat yang sama, kemudian hasilnya dicatat dalam tabel hasil pengamatan.

Kegiatan 3

Kegiatan 1 dilanjutkan dengan melakukan pengukuran tegangan dan kuat arus listrik untuk jenis yang berbeda dengan panjang dan luas penampang kawat yang sama, kemudian hasilnya dicatat dalam tabel hasil pengamatan.

Bab 4 Hasil dan Pembahasan Laporan Hukum Ohm

Hasil pengamatan dan pembahasan laporan hukum ohm, disajikan sebagai berikut:

Hasil Pengamatan

Kegiatan 1

  • Jenis kawat                         = konstantan
  • Panjang kawat                    = 1,0  m = 10000 mm
Baca Juga  Laporan Prisma Fisika Dasar 2

Tabel 1.1. Hasil pengukuran beda potensial dan kuat arus listrik pada kawat dengan diameter (luas penampang) yang berbeda-beda

Kegiatan 2

  • Jenis kawat                        = konstantan
  • Diamter kawat                   = 0,7mm   = 0,7 x 10-3 m
  • Luas penampang                = 0,4 mm2 = 0,4 x 10-6 m2

Tabel 1.2. Hasil pengukuran beda potensial dan kuat arus listrik pada kawat dengan diameter panjang yang berbeda-beda

Kegiatan 3

  • Jenis kawat                        = konstantan
  • Diamter kawat                  = 0,5mm   = 0,5 x 10-3 m
  • Luas penampang              = 0,2 mm2 = = 0,4 x 10-6 m2
  • Panjang Kawat                  = 1 m

Tabel 1.3. Hasil pengukuran beda potensial dan kuat arus listrik pada jenis kawat yang berbeda

Analisis Data

Pada bagian hasil analisis data laporan hukum ohm teman-teman bisa dapatkan melalui link yang sudah kami sediakan, dikarenakan terdapat banyak persamaan matematis sehingga tidak dapat kami cantumkan secara keseluruhan. Berikut ini hasil analisis data laporan hukum ohm.

Pembahasan

Jika pada satu kawat diberi beda potensial (V) pada ujung-ujungnya dan diukur kuat arus listrik (I) yang melewati kawat, maka berdasarkan Hukum Ohm, nilai pengukuran yang diperoleh akan memenuhi persamaan:

V = I . R……………………… (1)

dengan R adalah hambatan kawat yang dinyatakan dalam satuan ohm. Ini dikenal sebagai hukum Ohm. Jika beda potensial diperbesar, maka penunjukan kuat arus listrik juga akan semakin besar sebanding dengan kenaikan beda potensial. Kawat dengan panjang L dan luas penampang A, akan memiliki hambatan R.

Praktikum hukum ohm dan hambatan jenis kawat ini bertujuan agar mahasiswa terampil melakukan pengukuran kuat arus listrik dan beda potensial dengan menggunakan alat ukur yang sesuai, memahami pengaruh luas penampang, panjang kawat, dan hambatan jenis kawat terhadap kuat arus listrik dan beda potensial, menentukan besar hambatan jenis dan hambatan berbagai jenis kawat penghantar, dan dapat memformulasikan persamaan hambatan kawat penghantar.

Adapun prinsip dasar percobaan ini adalah menerapkan Hukum Ohm, yaitu besarnya kuat arus listrik yang mengalir berbanding lurus dengan besarnya tegangan, dan berbanding terbalik dengan hambatan rangkaian. Artinya, semakin besar tegangannya maka semakin besar kuat arus yang mengalir, tetapi hambatannya semakin kecil. Begitupun sebaliknya. Dan prinsip kerja percobaan ini adalah dengan merangkaikan semua perangkat secara seri untuk mengukur kuat arus, dan disusun secara paralel untuk mengukur tegangannya, kemudian menentukan besar hambatan jenis dan hambatan berbagai jenis kawat yang digunakan.

Percobaan pada unit ini terdiri dari 3 kegiatan, dimana pada kegiatan pertama yaitu pengukuran beda potensial dan kuat arus listrik dengan luas penampang yang berbeda-beda. Hambatan yang diperoleh pada diameter d = 1,0 mm yaitu  |0,85 ± 0,02| dan untuk diameter d = 0,7 mm yaitu R = |1,514 ± 0,004| sedangkan untuk diameter d = 0,5 mm yaitu  R = |2,94 ± 0,05| dan untuk diameter d = 0,35 mm yaitu |5,66 ± 0,04|.

Dari hasil plot grafik yang diperoleh dapat dikatakan bahwa semakin besar luas penampang maka semakin besar pula arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar karena hambatannya semakin kecil.Sesuai dengan teori bahwa Semakin besar resistivitas sebuah penghantar, akan semakin sulit arus listrik melewatinya, atau sebaliknya (Saefullah., dkk, 2018).

Pada kegiatan kedua yaitu pengukuran beda potensial dan kuat arus listrik pada kawat dengan panjang yang berbeda-beda. Pada kegiatan ini jenis kawat yang digunakan yaitu kawat konstantan dengan diameter 0,7 mm dengan luas penampangnya 0,4 mm2. Untuk kawat yang panjangnya 1,0 m hambatan kawat yang diperoleh yaitu R= |1,514 ± 0,004 | dan untuk kawat yang panjangnya 2,0 m hambatan yang diperoleh yaitu R = | 5,1 ± 1,3 |. Dari hasil grafik dan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa panjang kawat berbanding lurus dengan hambatan dan berbanding terbalik dengan arus listrik. Artinya, semakin panjang kawat yang digunakan maka semakin kecil arus listrik yang mengalir karena hambatan kawatnya semakin besar.

Kegiatan ketiga yaitu pengukuran beda potensial dan kuat arus listrik pada jenis kawat yang berbeda. Pada kegiatan ini panjang kawatnya yaitu 1m dengan diameter 0,5 mm dan luas penampangnya 0,2 mm2. Untuk jenis kawat konstantan, hambatan yang diperoleh yaitu R = |2,95 ± 0,05| dan untuk jenis kawat messing hambatan yang diperoleh yaitu R = | 5,29 ± 0,04 | 10-2 . Dari penunjukkan plot grafik dan data yang diperoleh, dapat dijelaskan bahwa pengaruh jenis kawat terhadap beda potensial yaitu semakin besar hambatan jenis kawat maka semakin besar beda potensialnya. Sedangkan pengaruh jenis kawat pada kuat arus listrik yaitu semakin besar hambatan jenis kawatnya maka semakin kecil kuat arus listrik yang mengalir.

Bab 5 Penutup Laporan Hukum Ohm

Kesimpulan

  1. Basicmeter merupakan alat ukur yang dapat digunakan mengukur kuat arus listrik (amperemeter) dan beda potensial (voltmeter). Adapun cara pembacaan hasil pengukuran basicmeter yaitu: Hasil ukur = Penunjukan skala × NST.
  2. Pengaruh luas penampang terhadap beda potensial dan kuat arus listrik yaitu berbanding lurus (A ≈ V dan I), semakin besar luas penampang yang dialiri arus listrik semakin besar pula beda potensial dan kuat arusnya, begitupun sebaliknya. Adapun hubungan antara panjang kawat dengan beda potensial dan kuat arus listrik yaitu panjang kawat berbanding lurus dengan hambatan dan berbanding terbalik dengan arus listrik. Artinya, semakin panjang kawat yang digunakan maka semakin kecil arus listrik yang mengalir karena hambatan kawatnya semakin besar. Sedangkan pengaruh jenis kawat terhadap beda potensial yaitu semakin besar hambatan jenis kawat maka semakin besar beda potensialnya, dan pengaruh jenis kawat pada kuat arus listrik yaitu semakin besar hambatan jenis kawatnya maka semakin kecil kuat arus listrik yang mengalir.
  3. Besar hambatan jenis dan hambatan berbagai jenis kawat penghantar dapat didapatkan dengan persamaan R = pl/A.
  4. Jika ρ adalah konstan, maka R adalah konstan, maka persamaan hambatan kawat penghantar adalah V = I .R  (hubungan antara tegangan, arus, dan hambatan) dengan R adalah hambatan kawat yang dinyatakan dalam satuan ohm.

Saran

Pada praktikum laporan hukum ohm ini, praktikan diharapkan lebih teliti dalam melakukan percobaan sehingga data yang dihasilkan akurat.

Daftar Pustaka Laporan Hukum Ohm

  • Ariyanto, Andri., Rif’ati Dina Handayani., dan Bambang Supriyadi. (2016). Study Pengaruh Tensille Stress terhadap Nilai Hambatan Kawat Pengantar. Jurnal Seminar Nasional Pendidikan. ISSN: 2527 – 5917. Vol.1.
  • Giancoli, Douglas C. (2001). Fisika Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
  • Halliday, David., Robert R. Jearl W. (2005). Fisika Dasar. Jakarta: Erlangga.
  • Hayt, William. H., Jr. Jack E. Kemmerly, dan Steven M. Durbin. 2005. Rangkaian Listrik Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.
  • Herman dan Asisten LFD. (2020). Penuntun Praktikum Fisika Dasar 2. Laboratorium Fisika Jurusan Fisika UNM.
  • Saefullah, Asep., Mohammad Fakhturrokhman., Yuvita Otarisa., dan Resty Dwi Arsy. (2018). Rancang Bangun Alat Praktikum Hukum Ohm untuk menfasilitasi Kemampuan Berfikir Tingkat Tinggi (Higher Order Thinking Skills). Jurnal Gravity. Vol,4. No,2.
  • Setiyo, Muji. (2017). Listrik dan Elektronika Dasar Otomotif. Magelang: UNIMMA PRESS.

Demikianlah, laporan hukum ohm fisika dasar 2 yang dapat kami bagikan pada teman-teman, semoga bisa memberikan manfaat.

Scroll to Top
Open chat
Hallo, Kami siap membantu masalah Anda.