Mengenal 5 Teori Perkembangan Pada Peserta Didik

teori perkembangan

Calonpendidik.com – Teori perkembangan pada peserta didik dengan tujuan mengenal perubahan yang terjadi selama masa pertumbuhan peserta didik. Untuk itu kami akan menguraikan 5 teori perkembangan pada peserta didik menurut para ahli.

Terdapat beberapa macam teori perkembangan pada peserta didik yang kita kenal seperti Teori Perkembangan Jean Peaget, Teori Belajar Jerome Bruner, Teori Belajar Bermakna David Ausubel, Teori Perkembangan Kognitif Vygotsky, dan Teori Perkembangan Kognitif, dikembangkan oleh Robert M. Gagne.

Kilas Balik Teori Perkembangan Pada Peserta Didik

Bandura lahir di Albert, Kanada, 1925. Ia menerima gelar doctor di bidang kinis psikologi dari University of Lowa, di amana dia dipengaruhi oleh Miller dan Pembelajaran Sosial Dollard (1941) dan imitasi. Setelah tiba di Universitas Stanford di 1950-an, Bandura memulai program penelitian untuk mengeksplorasi pengaruh pada perilaku prososial dan menyimpang. Memang, kebanyakan aplikasi pembelajaran sebelumnya teori untuk masalah-masalah yang menyangkut sosial.

Bandura merumuskan teori yang komperehensif pembelajaran observasional yang telah ia kembangkan untuk mencakup akuisis dan kinerja dari beragam keterampilan, strategi, dan perilaku. Prinsip kognitif sosial telah diterapkan pada pembelajaran kognitif, keterampilan motorik, sosial, dan pengaturan diri, juga mengenai topik kekerasan, perkembangan moral, pendidikan, kesehatan, dan kemasyarakatan nilai-nilai. Terlatih sebagai seorang ahli Biologi, Piaget juga memiliki minat dalam filsafat dan sangat ingin tahu tentang sal usulnya pengetahuan, cabang filsafat yang dikenal sebagai epistomolgi. Untuk menemukan dimana pengetahuan berasal dari bentuk yang diambilnya saat berkembang, Piaget dan rekan-rekannya melakukan serangaian studi yang menawarkan banyak wawasan unik tentang bagaiamana anak-anak berpikir dan belajar tetang dunia di sekitar mereka.

Meskipun teori Piaget berasal dari thun 1920-an, dampaknya pada pemikiran psikologis di belahan barat tidak dirasakan secra luas sampai tahun 1960-n, mungkin karena beberapa alasan. Meskipun tulisannya akhirnya diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, ide-idenya awalnya memperoleh ketenaran dan visibilitas luas sebagian besar melaui ringkasannya pekerjaan awal yang ditulis oleh psikologi Amerika John Flavell. Alasan kedua bahwa program penelitian Piaget pada awalnya hanya memiliki pengaruh minimal adalah miliknya metodologi penelitian nonkonvensional.

Piaget menggunakan pa yang dia sebut sebagai motode klinis: Dia memberi anak-anak berbagai tugas dan masalah, mengajukan serangkaian pertanyaan tentang masing-masing. Dia meyesuaikan wawancaranya dengan tanggapan tertentu yang diberikan anak-anak, dengan pernyataan lanjutan yang bervariasi satu anak ke anak berikutnya. Prosedur seperti itu sangat berbeda dari prosedur standar yang ketat kondisi terkontrol yang khas dari penelitian. Teori perkembangan kognitif berfokus pada bagaimana berpikir proses berubah secara kualitatif dengan usia dan pengalaman. Teori perkembangan kognitif klasik adalah Psikolog SwissJean Piaget, yang memimpin banyak sekali studi penelitian yang dimulai tahun 1920-an dan berlanjut hingga 1970-an. Piaget menggambarkan anak-anak sebagai pembelajar yang aktif dan termotivasi yang berinteraksi dengan dan semakin beradaptasi dengan mereka dunia fisik dan sosial melalui dua proses: asmilasi dan akomodasi

Baca Juga  Evaluasi Pembelajaran Unik dan Menarik Di Kelas

Teori Perkembangan Peserta Didik Menurut Para Ahli

Berikut ini beberapa teori perkembangan peserta didik dari para ahli, diantaranya:

Teori Perkembangan Jean Piaget (1896-1980)

Piaget adalah seorang tokoh psikologi kognitif yang besar pengaruhnya terhadap perkembangan pemikiran para pakar kognitif lainnya. Menurut Piaget, perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetik, yaitu suatu proses yang didasarkan atas mekanisme biologis perkembangan sistem syaraf. Dengan makin bertambahnya umur seseorang, maka makin komplekslah susunan sel syarafnya dan makin meningkat pula kemampuannya. Ketika individu berkembang menuju kedewasaan, akan mengalami adaptasi biologis dengan lingkungannya yang akan menyebabkan adanya perubahan-perubahan kualitatif di dalam struktur kognitifnya. Piaget tidak melihat perkembangan kognitif sebagai sesuatu yang dapat didefinisikan secara kuantitatif. Ia menyimpulkan bahwa daya pikir atau kekuatan mental anak yang berbeda usia akan berbeda pula secara kualitatif.

Menurut Piaget, proses belajar seseorang akan mengikuti pola dan tahaptahap perkembangan sesuai dengan umurnya. Pola dan tahaptahap ini bersifat hirarkhis, artinya harus dilalui berdasarkan urutan tertentu dan seseorang tidak dapat belajar sesuatu yang berada di luar tahap kognitifnya. Piaget mengusulkan agar perkembangan kognitif anak-anak adalah untuk beberapa derajat didorong oleh proses ekuilibrasi: Anak-anak menghadapi situasi di mana mereka pengetahuan dan keterampilan saat ini tidak memadai dan dapat dipacu untukmemperoleh pengetahuan dan keterampilan baru yang membantu kembai mereka ke kondisi ekuilibrium.

Piaget mencirikan perkembangan kognitif melaui tahap:

  1. Sensorimotor tahap;
  2. Praoperasional tahap;
  3. Operasi beton tahap;
  4. Tahap operasional formal

Piaget membagi tahap-tahap perkembangan kognitif ini menjadi empat yaitu;

  • Tahap sensorimotor (umur 0-2 tahun) Pertumbuhan kemampuan anak tampak dari kegiatan motorik dan persepsinya yang sederhana. Ciri pokok perkembangannya berdasarkan tindakan, dan dilakukan langkah demi langkah.
  • Tahap preoperasional (umur 2-7/8 tahun) Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah pada penggunaan symbol atau bahasa tanda, dan mulai berkembangnya konsep-konsep intuitif. Tahap ini dibagi menjadi dua, yaitu preoperasional dan intuitif.
  • Tahap operasional konkrit (umur 7 atau 8-11 atau 12 tahun) Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah mulai menggunakan aturan-aturan yang jelas dan logis, dan ditandai adanya reversible dan kekekalan. Anak telah memiliki kecakapan berpikir logis, akan tetapi hanya dengan benda-benda yang bersifat konkrit.
  • Tahap Operasional formal (umur 11/12-18 tahun) Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah mampu berpikir abstrak dan logis dengan menggunakan pola berpikir “kemungkinan”. Model berpikir ilmiah dengan tipe hipothetico-deductive dan inductive sudah mulai dimiliki anak, dengan kemampuan menarik kesimpulan, menafsirkan dan mengembangkan hipotesa.

Teori Belajar Menurut Jerome Bruner (1915-2016)

Jerume Bruner menandai perkembangan kognitif manusia sebagai berikut:

  1. Perkembangan intelektual ditandai dengan adanya kemajuan dalam menanggapi suatu rangsangan
  2. Peningkatan pengetahuan tergantung pada perkembangan sistem penyimpanan informasi secara realis.
  3. Perkembangan intelektual meliputi perkembangan kemampuan berbicara pada diri sendiri atau pada orang lain melalui kata-kata atau lambang tentang apa yang telah dilakukan dan apa yang akan dilakukan. Hal ini berhubungan dengan kepercayaan pada diri sendiri.
  4. Interaksi secara sistematis antara pembimbing, guru atau orang tua dengan anak diperlukan bagi perkembangan kognitifnya.
  5. Bahasa adalah kunci perkembangan kognitif, karena bahasa merupakan alat komunikasi antara manusia. Untuk memahami konsep-konsep yang ada diperlukan bahasa. Bahasa diperlukan untuk mengkomunikasikan suatu konsep kepada orang lain.
  6. Perkembangan kognitif ditandai dengan kecakapan untuk mengemukakan beberapa alternatif secara simultan, memilih tindakan yang tepat, dapat memberikan prioritas yang berurutan dalam berbagai situasi.
Baca Juga  Seperti Ini Membangun Kedekatan Guru Dengan Siswa

Teori Belajar Bermakna David Ausubel (1918-2008)

Teori-teori belajar yang ada selama ini masih banyak menekankan pada belajar asosiatif atau belajar menghafal. Belajar demikian tidak banyak bermakna bagi siswa. Belajar seharusnya merupakan asimilasi yang bermakna bagi siswa. Materi yang dipelajari diasimilasikan dan dihubungkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa dalam bentuk struktur kognitif. Struktur kognitif merupakan struktur organisasional yang ada dalam ingatan seseorang yang mengintegrasikan unsur-unsur pengetahuan yang terpisah-pisah ke dalam suatu unit konseptual. Teori kognitif banyak memusatkan perhatiannya pada konsepsi bahwa perolehan dan retensi pengetahuan baru merupakan fungsi dari struktur kognitif yang telah dimiliki siswa. Yang paling awal mengemukakan konsepsi ini adalah Ausubel.

Menurut Ausebel siswa akan belajar dengan baik jika isi pelajarannya didefinisikan dan kemudian dipresentasikan dengan baik dan tepat kepada siswa (Advanced Organizer), dengan demikian akan mempengaruhi pengaturan kemampuan belajar siswa. Advanced organizer adalah konsep atau informasi umum yang mewadahi seluruh isi pelajaran yang akan dipelajari oleh siswa.

Advanced organizer memberikan tiga manfaat yaitu :

  • Menyediakan suatu kerangka konseptual untuk materi yang akan dipelajari.
  • Berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan antara yang sedang dipelajari dan yang akan dipelajari.
  • Dapat membantu siswa untuk memahami bahan belajar secara lebih mudah.

Teori Perkembangan Kognitif Vygotsky

Tappan (1998) dalam Santrock (2008:60) menyatakan bahwa Ada tiga klaim dalam inti pandangan Vygotsky.

  • Keahlian kognitif anak dapat dipahami apabila dianalisis dan diinterpretasikan secara developmental
  • Kemampuan kognitif dimediasi dengan kata, bahasa, dan bentuk diskursus, yang berfungsi sebagai alat psikologis untuk membantu dan mentransformasi aktivitas mental.
  • Kemampuan kognitif berasal dari relasi sosial dan dipengaruhi oleh latar belakang sosiokultural.

Menurut Vygotsky, menggunakan pendekatan developmental berarti memahami fungsi kognitif anak dengan memeriksa asal usulnya dan transformasinya dari bentuk awal ke bentuk selanjutnya. Kemudian Robbins dalam Santrock (2008:60) menyatakan bahwa untuk memahami fungsi kognitif kita harus memeriksa alat yang memperantarai dan membentuknya, membuat Vygotsky berpendapat bahwa bahasa adalah alat yang paling penting. Kemudian Vygotsky menyatakan bahwa kemampuan kognitif berasal dari hubungan sosial dan kultur. Perkembangan anak tidak bisa dilepaskan dari kegiatan sosial dan kultural.

Teori Perkembangan Kognitif, dikembangkan oleh Robert M. Gagne

Menurut Gagne belajar dipandang sebagai proses pengolahan informasi dalam otak manusia. Dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. Pengolahan otak manusia :

  1. Reseptor;
  2. Sensory register;
  3. Short-term memory;
  4. Long-term memory;
  5. Response generator.

Daftar Pustaka

Omrod Ellis Jeanne. 2016. Human Learning. Pearson.

Schunk H. Dale. 2012. Learning Theories an Educational Perspective Sixth Edition. Pearson.

Anidar Jum. Teori Belajar Menurut Aliran Kognitif serta Implikasinya dalam Pembelajaran. Nurhadi. Teori Kognitivisme serta Aplikasinya dalam Pembelajaran.

Tinggalkan Komentar

Scroll to Top
Open chat
Hallo, Kami siap membantu masalah Anda.